Siapa yang dapat
menebak bahwa sesuatu akan berahir dengan cepat ataupun lambat? Siapa yang
dapat menebak bahwa seuatu akan menjadi awal ataupun akhir?
Seperti senja yang menjadi penanda datangnya malam, seperti
awan gelap yang menjadi penanda hujan, ataupun seperti hari-hari itu penanda
kamu akan pergi. Seperti layaknya manusia dibumi, akan merasakan sedih yang mendalam dihari-hari pertama kehilangan seseorang
yang amat disayang. Lantas jika kamu bertanya masihkah aku sedih? aku akan
menjawab tidak dengan melukiskan senyuman di wajah. Kemudian bila kamu bertanya
apakah aku masih mengharapkanmu? Maka aku akan menjawab ‘entahlah’. Dan lagi
jika kamu bertanya apakah aku masih menyayangimu? Dengan tegas aku menjawab ‘ya’.
Pertemuan memang akan berakhir menjadi perpisahan, ini
adalah siklus wajar. Benar kata orang bahwa kamu tidak boleh lari atas
kenyataan yang terjadi. Aku salah, ku akui diri ini telah salah dalam mengambil
langkah. Padahal aku sendiri yang mengajarkan orang lain agar tidak menghindar
atas rasa sedih yang datang kedalam kehidupannya. Ya, aku lari, aku telah berusaha
lari. Namun tetap saja semua rasa itu kembali datang, kembali memeluk ku.
Apakah aku bahagia dengan segala kegiatan yang aku buat
selama ini? ‘ya’ itulah jawabanku, namun tetap tak sebahagia saat aku
menjalankan hari-hari dengan mu. Semua kini terasa hampa, aku semakin
merindukanmu. Hey, izinkan aku bertanya. Apa kabarmu? Bagaimana sekolahmu? Bagaimana
hari harimu? Hmm kurasa kamu akan menjawab semuanya dengan ‘baik-baik saja’. Tapi,
pertanyaan terpentingnya bukan itu tapi : mengapa kamu pergi tanpa memberikan
alasan sedikitpun?.
Aku memang tak seperti yang lain jika masih sayang maka
mulailah membuka obrolan, menawarkan apapun agar dapat kembali, melakukan
hal-hal yang dapat membuat seseorang luluh. Bukan, bukan aku tak bisa melakukan
itu. Hanya saja, aku tau kamu sedang sibuk-sibuknya. Percayalah alasanku
melepaskan mu bukan karena rasa sayang itu sudah tidak ada melainkan aku paham
cinta adalah melepaskan. Kamu berhak mendapatkan impian-impian besarmu,
walaupun semua itu harus dibayar dengan melepaskan ku. Menyesal? Hahaha aku
tidak menyesal karena kamu membuktikan kamu perlahan mendapatkan mimpimu. Aku
bangga terhadapmu, sejak dulu hingga saat ini.
Aku tidak pernah menyesal pernah mengenalmu, pernah
menjadikan kamu bagian terpenting di hidup ini. Aku bangga pernah menemanimu
melewati masa-masa sedih kala itu, aku bangga pernah menjadi masalalu orang
yang hebat kelak seperti kamu. Rasa sayang ini membuatku bertahan, walaupun aku
tak tahu akan menjadi apa ujungnya nanti. Biarlah, biarlah aku merawat taman
kita ini, taman yang sudah tidak pernah lagi kamu kunjungi. Biarlah, biarlah
aku yang masih menggenggam mimpi-mimpi indah kita dihari nanti, walaupun kamu
sudah bersikap tak perduli.
Benar apa yang kamu bilang di hari itu 30 Desember 2016 “Semua
hal negatif itu ketutup sama rasa sayang lu ke gue, mau gue apain juga lu tetep
sayang sama gue, jadi no matter what i do, you still love to me, and than
anything can be better”
✮✮✮Salam rindu 100315 💕💕💕
Komentar
Posting Komentar